Kamu tahu nggak, sih? Esport di Indonesia sebenarnya sudah berkembang cukup lama, dan perkembangannya itu menarik banget buat diikuti. Bayangkan kalau kita balik lagi ke era tahun 2000-an, saat itu gaming di Indonesia masih identik dengan warnet (warung internet). Mungkin kamu pernah ngalamin masa-masa seru bermain Counter-Strike, DotA (versi map di Warcraft III), atau bahkan Ragnarok Online, sampai-sampai lupa waktu! Nah, siapa sangka, masa-masa ini ternyata jadi awal mula pertumbuhan esport di Indonesia.
Awal Mula dan Masa Keemasan Warnet
Di awal tahun 2000-an, warnet adalah rumahnya para gamer. Saat itu, internet belum secepat dan semurah sekarang, jadi warnet jadi tempat nongkrong favorit anak-anak muda. Kamu bayar per jam, lalu bisa main game multiplayer bareng teman. Ada banyak turnamen kecil di tiap kota, biasanya diadakan langsung oleh pemilik warnet atau komunitas gamer setempat. Game yang sering dipertandingkan waktu itu antara lain Counter-Strike, Point Blank, dan DotA.
Aku masih ingat banget, dulu kalau ada turnamen lokal di warnet, pasti ramai banget. Meski skalanya kecil, para pemain benar-benar serius banget mainnya. Nah, ini sebenarnya bibit-bibit dari scene esport kita hari ini. Meski enggak sebesar sekarang, masa-masa ini jadi fondasi buat esport Indonesia berkembang. Waktu itu, kalau menang turnamen warnet, rasanya udah kayak juara dunia!
Era Mobile dan Kebangkitan Kompetisi
Lalu, saat memasuki tahun 2010-an, ada perubahan besar banget: munculnya game mobile. Game seperti Mobile Legends, PUBG Mobile, dan Free Fire sukses banget menarik perhatian banyak gamer baru, karena lebih mudah diakses dibanding game PC. Semua orang bisa main game kapan aja dan di mana aja, selama punya smartphone dan koneksi internet. Perubahan ini bawa dampak positif banget buat pertumbuhan esport Indonesia, karena lebih banyak orang yang bisa berpartisipasi, mulai dari yang serius banget jadi pro player sampai yang cuma main untuk hiburan.
Nah, pada saat yang sama, mulai banyak turnamen resmi yang diadakan oleh developer game. Contohnya, Moonton (pengembang Mobile Legends) rutin mengadakan MPL (Mobile Legends Professional League), yang sekarang jadi liga esport paling bergengsi di Indonesia. Di sinilah lahir pemain-pemain profesional yang sekarang mungkin kamu kenal, seperti Jess No Limit atau Lemon dari RRQ.
Dukungan Pemerintah dan Perusahaan
Melihat perkembangan esport yang makin besar, pemerintah Indonesia mulai mendukung ekosistem ini. Tahun 2018 adalah salah satu titik penting, saat esport mulai diakui sebagai salah satu cabang olahraga di Asian Games yang diadakan di Jakarta dan Palembang. Meskipun saat itu hanya menjadi cabang eksibisi, namun hal ini membuka mata banyak orang tentang potensi besar dari esport.
Selain itu, makin banyak perusahaan yang mulai melihat esport sebagai peluang besar. Brand-brand besar seperti Telkomsel, GoPay, hingga bank-bank nasional mulai mensponsori tim-tim esport atau menyelenggarakan turnamen dengan skala nasional. Ini memberi peluang yang lebih besar lagi bagi para pemain profesional dan organisasi esport untuk berkembang.
Liga Esport dan Tim Profesional
Saat ini, sudah banyak tim esport profesional yang berlaga di turnamen nasional maupun internasional. Sebut saja, EVOS Esports, Rex Regum Qeon (RRQ), ONIC Esports, dan Bigetron Red Aliens. Tim-tim ini bukan cuma bersaing di tingkat lokal, tapi juga di kancah dunia. Misalnya, Bigetron Red Aliens pernah jadi juara dunia di turnamen PUBG Mobile World Championship, sementara EVOS pernah juara dunia di Mobile Legends World Championship (M1).
Yang menarik adalah, kompetisi esport ini nggak cuma soal siapa yang terbaik di Indonesia, tapi juga jadi ajang adu gengsi antara negara-negara lain. Makanya, para pemain dan tim esport kita sekarang dipandang serius, bahkan oleh negara-negara yang sebelumnya sudah lebih maju di esport seperti Korea Selatan dan Tiongkok.
Kesimpulan: Masa Depan Esport Indonesia
Jadi, bagaimana masa depan esport di Indonesia? Sepertinya masih akan terus berkembang, terutama dengan dukungan pemerintah, organisasi, dan industri yang semakin besar. Selain itu, dengan banyaknya turnamen internasional yang mulai melirik Indonesia sebagai tuan rumah, seperti Piala Presiden Esport dan turnamen internasional lainnya, posisi Indonesia di peta esport dunia juga makin kuat.
Sebagai penutup, satu hal yang bisa kita pelajari dari sejarah esport di Indonesia adalah: jangan pernah remehkan kekuatan komunitas gamer. Dari warnet-warnet kecil hingga ke panggung dunia, esport Indonesia sudah melalui perjalanan yang panjang dan penuh semangat. Siapa yang tahu, mungkin di masa depan, kita akan melihat lebih banyak pemain-pemain muda Indonesia yang jadi juara dunia, dan semua itu berawal dari… warnet kecil di sudut kota.